LINGUA FRANCA
Lingua franca
(bahasa Latin
yang artinya adalah "bahasa bangsa Franka")
adalah sebuah istilah linguistik yang artinya adalah "bahasa pengantar"
atau "bahasa pergaulan" di suatu tempat di mana terdapat penutur
bahasa yang berbeda-beda. Ayatrohaedi menerjemahkan istilah ini dengan
istilah basantara, dari kata "basa" atau "bahasa"
dan "antara".
Sebagai contoh adalah bahasa Melayu
atau bahasa Indonesia di Asia Tenggara.
Di kawasan ini bahasa ini dipergunakan tidak hanya oleh para penutur ibunya,
namun oleh banyak penutur kedua sebagai bahasa pengantar. Contoh yang lain
adalah bahasa Inggris di pentas internasional.
Lingua franca mempunyai dua pemerlain, yaitu:
1.
Dipakai
hanya pada hubungan-hubungan sementara dengan tujuan terbatas, khususnya
perdagangan.
2.
Tidak
memiliki struktur gramatik yang betul-betul mantap dan mungkin adanya
pensejajaran kata-kata.
Contoh bahasa lingua francas sangat banyak, dan ada di setiap benua. Contoh yang paling jelas saat ini adalah bahasa Inggris, yang merupakan lingua franca internasional
untuk bisnis, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan
penerbangan. Ada banyak lingua
francas lainnya yang terpusat pada daerah tertentu, seperti
Arab, Cina, Rusia, dan Spanyol.
Popularitas bahasa berubah dari waktu ke waktu, dan ada banyak lingua franca yang memainkan peranan penting dalam sejarah. Sebagai contoh, bahasa Perancis merupakan bahasa diplomasi Eropa dari abad ke-17 sampai
pertengahan abad ke-20. Sampai awal abad 20, bahasa
Klasik Cina
digunakan baik sebagai lingua franca tertulis dan
bahasa diplomatik di Asia Timur Jauh
termasuk Cina, Mongolia, Korea, Jepang,
Kerajaan Ryukyu, dan
Vietnam. Bahasa Arab menjadi "lingua franca" dari Kerajaan Arab / Islam (dari CE 733-1492), yang
pada titik tertentu menyebar dari
perbatasan China dan India Utara melalui Asia Tengah, Persia, Asia Kecil, Timur Tengah,
Afrika Utara sampai ke Spanyol dan Portugal di barat. Dalam bentuk modern, semua
bahasa lingua franca masih signifikan sampai hari ini.
Definitions
- Pidgin
Pidgin
adalah bahasa dengan tidak bernative speaker. Tidak ada bahasa pertama kecuali
bahasa komunikasi. Pidgin adalah bahasa yang berkembang sebagai komunikasi
antara dua atau lebih kelompok yang tidak mempunyai bahasa yang sama. Pada
umumnya dipakai dalam situasi pertukaran atau terdapat dua kelompok yang
berbicara bahasa berbeda dari bahasa dari daerah dimana ia tinggal. Pada
dasarnya, Pidgin terbentuk secara spontan, atau dari persetujuan antara
kelompok-kelompok masyarakat. Pidgin juga dipelajari sebagai bahasa kedua.
Pidgin dibangun dari kata-kata, ujaran-ujaran, atau bahasa tubuh dari beberapa
bahasa dan budaya. Setiap pidgin mempunyai norma dari cara-cara yang harus
dipelajari agar ahli dalam pidgin. Istilah jargon juga bisa di gambarkan
sebagai arti dari pidgin. Tapi jargon biasanya dipakai dalam profesi.
Menurut Keith Whinnom
(in Hymes 1971), Pidgin memerlukan tiga bahasa untuk dapat terbentuk. Dimana
salah satu bahasa itu jelas mendominasi dua bahasa lainnya. Dua bahasa yang
menjadi inferior muncul untuk memainkan critical role pada perkembangan pidgin.
Mereka tidak hanya harus berbicara pada kaum superior, tetapi juga bicara pada
kaum mereka yang lainnya. Untuk melakukan ini, mereka harus menggunakan dan
menyederhanakan bahasa yang mendominasi itu dengan cara tertentu. Simplifikasi
ini mempunyai karakteristik universal ataupun tidak. Sebagai contoh: Tok Pisin,
sekarang dipakai sebagai bahasa universal diantara bahasa-bahasa yang berbeda
di Papua Nugini.
B.
Creoles
Berbeda dengan Pidgin,
Creole akan terbentuk apabila Pidgin dari bahasa yang berbeda itu menjadi
bahasa pertama dari generasi yang baru. Dengan kata lain, generasi itu dengan
serempak menggunakan bahasa Creole sebagai mother tongue. Generasi itu menjadi
native speaker dari creole itu. Apabila Pidgin adalah bahasa komunikasi yang
sederhana tanpa adanya grammar dan phonetics yang lengkap, Creole merupakan
bahasa yang memberikan kelengkapan pada grammar , tingkatan makna dan
fungsinya. However, speakers of creoles, like speaker of pidgin, may well feel
that they speak something less than normal languages because of the way they
and others view those languages when they compare them with languages such as French
and English.
Proses nyata dari
Pidginization dan Creolization. Pidginization pada umumnya meliputi beberapa
jenis simplifikasi dari bahasa nya. Misalnya pengurangan dalam morphology
(bentuk kata), dan syntax (struktur gramarnya), pronunciation, pengurangan
jumlah fungsi dari pemakaian Pidgin itu sendiri (kita tidak bisa membuat novel
dengan menggunakan bahasa Pidgin) dan dengan ekstensive meminjam kata dari
bahasa local. Sedangkan Creolization meliputi memperluas dalam morphology dan
syntax nya, kecenderungan phonology, meningkatkan fungsi dari penggunaan
Creole, pengembangan dari rasional dan kestabilan sistem untuk peningkatan
kosakata. Walaupun prosesnya berbeda, kita tidak bisa secara jelas mengatakan
bahwa itu Pidgin atau Creole. Sebagai contoh, Tok Pisin kadang-kadang disebut
Pidgin dan terkadang pula orang menyebutnya creole.
PENYEBARAN
DAN KARAKTERISTIK
Penyebaran
Bahasa
pidjin dan kreol telah tersebar luas meskipun penyebarannya tidak secara
eksklusif di dunia. Biasanya di tempat yang berdekatan dengan perairan atau
laut. Kebanyakan bahasa pidjin dapat
ditemukan di Karibian dan sekitar pantai utara dan timur Amerika
Selatan, dan sepanjang peraiaran Afrika. Terutamnya di perairan darat dan
sepanjang samudra hindia dan pasifik.
Karakteristik
Pada dasarnya Pidgin dan creole
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- - Struktur klausa
yang tidak lengkap
- - Pengurangan dan
penghilangan suku kata, atau kata
- - Pengurangan
kelompok konsonan
- - Penggunaan huruf
vocal dasar (a,e,i,o,u)
- - Tidak ada nada,
seperti yang terdapat pada bahasa Africa dan asia
- - Penggunaan kata
yang terpisah untuk mengindikasi tensis, biasanya memunculkan verb
- Pemakaian
reduplikasi untuk menjelaskan jamak, superlative, dan parts of speech lain
dengan maksud mempertegas konsep.
- - A lack of
morphophonemic variation.
- - Kecenderungan
kontak dari sekelompok orang yang bahasanya berbeda.
- - Kebutuhan
berkomunikasi antara mereka
- - Accessible
interlanguage
ASAL
– USUL PIDGINS AND CREOLES
Ada
berbagai teori tentang asal-usul pidgins yang telah diusulkan sejak ratusan
tahun terakhir.
- The foreigner talk
or baby-talk theory, menurut teori ini pidgins muncul dikarenakan
kekurangmampuan orang untuk mempelajari standar bahasa-bahasa yang mana
pada saat itu bahasa pidgin telah terbentuk
- Polygenesis
theory, ide besar teori ini adalah pidgins dan creoles memiliki satu
varietas asal-asulnya; beberapa persamaan antara keduanya muncul dari
kondisi asal-usulnya. Sebagai contoh, dalam perdagangan penutur bahasa
Inggris harus dapat membuat pedagang non-Inggris mengerti untuk maksud
memudahkan mereka berkomunikasi begitupun sebaliknya. Akibatnya, ada
bentuk-bentuk bahasa Inggris yang sederhana berkembang secara
individual karena fakta bahwa
bahasa sasaran ialah bahasa Inggris, varietas-varietas bahasa local ini
memiliki kesamaan yang pasti dan mereka semua berasal dari bahasa
Indo-Eropa. Penjelasan lainnya, menyatakan bahwa kondisi social yang sama
dimana muncul pidgins yang memiliki pengembangan struktur linguistic yang
sama.
- Monogenetic theory,
persamaan-persamaan diantara pidgins dan creoles kemungkinan dapat dipakai
untuk bahasa pelaut (nautical jargon). Contoh, bendera kapal Nelson
memiliki 14 pelaut yang berbeda kebangsaan. Sebuah lingua franca atau
nautical jargon telah berkembang diantara anggota komunitas pelaut. Fakta
ini mengakibatkan pengembangan kosakata inti bahari dan tata bahasa
sederhana.
- Relexification
theory, menurut teori ini, semua bahasa Eropa sekarang berdasarkan pidgins
dan kreoles yang bersumber dari satu bahasa. Lingua franca yang dapat
disebut Sabir digunakan pada abad pertengahan. Pada abad ke-15 dan ke-16 bangsa Portugis merelexified
bahasa-bahasa ini, mereka memperkenalkan kosakata mereka ke dalam stuktur
gramatika, sehingga pidgin berdasarkan bahasa Portugis menyebar luas dan
digunakan sebagai bahasa perdagangan. Kemudian bahasa pidgin ini
digantikan relexifikasinya ke dalam pidgin perancis, bahasa Inggris, dan
Spanyol. Pada setiap kasusnya, struktur gramatika tidak berpengaruh,
tetapi pengaruh besarnya pada kosakata sebagai pengganti kata-kata yang
diimport dari bahasa lexifier untuk memproduksi *conspicuous
superstratum”. Contoh: Savvy dan piccaninny (dari Portugis Saber “tau” dan
pequeno “kecil”) di dalam pidgin Inggris.
From
Pidgin to Creole
perubahan dari pidgin ke creole mempengaruhi
perluasan besar dalam sumber-sumber struktur linguistik yang tersedia,
khususnya dalam vocabulary, grammar dan gaya yang harus menghadapi tuntutan
setiap hari yang dibuat oleh para penutur bahasa ibu.
pidgin secara alami terbentuk sebagai bahasa
pembantu, yang dipelajari sisi bahasa vernacular yang berkembang lebih banyak
pada struktur dan pengunaannya. Creole, sebaliknya, memiliki ciri-ciri yang
bahasa vernacular yang benar.
Beberapa
pihak berpendapat bahwa kata pidgin berasal dari bahasa inggris business yang diucapkan pidgin dalam pidgin English di Cina (business
English = pidgin English). (Simak Hudson, 1980). Beberapa contoh pidgin adalah pidgin English di Melanesia (New Guinea, kepulauan Bismarck,
kepulauan Solomon). Yang sangat dikenal adalah yang di Melanesia (Melanesian pidgin English) yang disebut Tok Pesin. Bahasa ini dipakai di Papua
New Guinea. Seperti kebanyakan pidgin lainnya,
banyak kosakatanya dan struktur bahasanya didasarkan pada satu bahasa dari dua
atau lebih bahasa. Pidgin tidak
terlalu sulit dimengerti, seperti ini.
Bimeby leg belong you he all right ‘again’.
(= your leg will get well again)
Sick he-down-in me.
(= sickness downs me, I am sick)
Me like-im sauce-pan belong cook-him bread
(= I want a pan for cooking bread).
(Bollinger,
1981:356)
Satu
ciri pemerlain dari pidgin adalah
bahwa tak seorangpun mempelajari sebagaimana para penutur asli mempelajari
bahasa ibunya. Kendatipun demikian satu pidgin
bisa diangkat menjadi bahasa ibu oleh sekelompok penutur. (Dalam kasus Bahasa
Indonesia, pidgin melayu diangkat
menjadi bahasa nasional). Anak-anak mempelajarinya sebagai bahasa pertama. Pidgin tersebut sekarang disebut creole; pidgin berubah menjadi creole
(creolized). Creole lalu jadi mandiri, memiliki butir-butir kosakata yang
terus bertambah. Gramatikanya pun semakin mantap melampaui pidgin. Dan pada akhir perkembangannya berdiri tegak mantap sebagai
suatu bahasa.
Seperti
yang telah kita duga, ada beberapa perbedaan dialek atau ujaran dalam
staratifikasi sosial. Contohnya: (Bickerton cites allsop, 1958) kalimat I told him mungkin diucapkan dalam
beberapa variasi yang berbeda.
1.
ai tϽuld him
2. ai
to:ld him
3. ai
to:l him
4. ai
tεl im
5. a
tεl im
6. ai
tεl I
7. a
tεl i
8. mi
tεl i
9.
mi tεl am
Pada
urutan yang pertama sampai ketiga adalah contoh ujaran yang digunakan oleh middle-class dan merupakan dialek khas
mereka. pada urutan keempat sampai dengan ketujuh adalah contoh ujaran yang
ditemukan pada lower-middle dan urban working class. urutan yang
kedelapan adalah contoh ujaran yang terdapat pada rural working class. Dan urutan yang terakhir adalah ujaran yang
digunakan oleh buruh-buruh dusun yang tua dan buta huruf.
Bagaimana
perbedaan pidgin dan creole. Perbedaan utama pada vitalitas (vitality). Berbeda dengan creole, pidgin tidak mempunyai
masyarakat ujaran L₁, tapi ia sepert creole dan ragam-ragam L₁ lainnya mempunyai
norma-norma pemakaiannya. Walaupun tadinya pidgin
itu adalah Lingua Franca L₂, ia bisa mengarah pada
terbentuknya masyarakat bahasa L₁; hingga bagi anak-anak mereka pidgin ini menjadi bahasa ibu. Sekarang
namanya creole.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwasilah,
A. Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa Bandung: Angkasa.
Wardaugh,
ronald. 2002. An Introduction to Sociolinguistics. Massachusetts. Blackwell
0 komentar:
Posting Komentar