Pages

Rabu, 04 September 2013

LINGUA FRANCA, PIDGIN DAN CREOLE

LINGUA FRANCA

Lingua franca (bahasa Latin yang artinya adalah "bahasa bangsa Franka") adalah sebuah istilah linguistik yang artinya adalah "bahasa pengantar" atau "bahasa pergaulan" di suatu tempat di mana terdapat penutur bahasa yang berbeda-beda. Ayatrohaedi menerjemahkan istilah ini dengan istilah basantara, dari kata "basa" atau "bahasa" dan "antara".
Sebagai contoh adalah bahasa Melayu atau bahasa Indonesia di Asia Tenggara. Di kawasan ini bahasa ini dipergunakan tidak hanya oleh para penutur ibunya, namun oleh banyak penutur kedua sebagai bahasa pengantar. Contoh yang lain adalah bahasa Inggris di pentas internasional.
Lingua franca mempunyai dua pemerlain, yaitu:
1.      Dipakai hanya pada hubungan-hubungan sementara dengan tujuan terbatas, khususnya perdagangan.
2.      Tidak memiliki struktur gramatik yang betul-betul mantap dan mungkin adanya pensejajaran kata-kata.
Contoh bahasa lingua francas sangat banyak, dan ada di setiap benua. Contoh yang paling jelas saat ini adalah bahasa Inggris, yang merupakan lingua franca internasional untuk bisnis, ilmu pengetahuan, teknologi, dan penerbangan. Ada banyak lingua francas lainnya yang terpusat pada daerah tertentu, seperti Arab, Cina, Rusia, dan Spanyol.
   Popularitas bahasa berubah dari waktu ke waktu, dan ada banyak lingua franca yang memainkan peranan penting dalam sejarah. Sebagai contoh, bahasa Perancis merupakan bahasa diplomasi Eropa dari abad ke-17 sampai pertengahan abad ke-20. Sampai awal abad 20, bahasa Klasik Cina digunakan baik sebagai lingua franca tertulis dan bahasa diplomatik di Asia Timur Jauh termasuk Cina, Mongolia, Korea, Jepang, Kerajaan Ryukyu, dan Vietnam. Bahasa Arab menjadi "lingua franca" dari Kerajaan Arab / Islam (dari CE 733-1492), yang pada titik tertentu menyebar dari perbatasan China dan India Utara melalui Asia Tengah, Persia, Asia Kecil, Timur Tengah, Afrika Utara sampai ke Spanyol dan Portugal di barat. Dalam bentuk modern, semua bahasa lingua franca masih signifikan sampai hari ini.

Definitions
  1. Pidgin
            Pidgin adalah bahasa dengan tidak bernative speaker. Tidak ada bahasa pertama kecuali bahasa komunikasi. Pidgin adalah bahasa yang berkembang sebagai komunikasi antara dua atau lebih kelompok yang tidak mempunyai bahasa yang sama. Pada umumnya dipakai dalam situasi pertukaran atau terdapat dua kelompok yang berbicara bahasa berbeda dari bahasa dari daerah dimana ia tinggal. Pada dasarnya, Pidgin terbentuk secara spontan, atau dari persetujuan antara kelompok-kelompok masyarakat. Pidgin juga dipelajari sebagai bahasa kedua. Pidgin dibangun dari kata-kata, ujaran-ujaran, atau bahasa tubuh dari beberapa bahasa dan budaya. Setiap pidgin mempunyai norma dari cara-cara yang harus dipelajari agar ahli dalam pidgin. Istilah jargon juga bisa di gambarkan sebagai arti dari pidgin. Tapi jargon biasanya dipakai dalam profesi.  
Menurut Keith Whinnom (in Hymes 1971), Pidgin memerlukan tiga bahasa untuk dapat terbentuk. Dimana salah satu bahasa itu jelas mendominasi dua bahasa lainnya. Dua bahasa yang menjadi inferior muncul untuk memainkan critical role pada perkembangan pidgin. Mereka tidak hanya harus berbicara pada kaum superior, tetapi juga bicara pada kaum mereka yang lainnya. Untuk melakukan ini, mereka harus menggunakan dan menyederhanakan bahasa yang mendominasi itu dengan cara tertentu. Simplifikasi ini mempunyai karakteristik universal ataupun tidak. Sebagai contoh: Tok Pisin, sekarang dipakai sebagai bahasa universal diantara bahasa-bahasa yang berbeda di Papua Nugini.

B.     Creoles
Berbeda dengan Pidgin, Creole akan terbentuk apabila Pidgin dari bahasa yang berbeda itu menjadi bahasa pertama dari generasi yang baru. Dengan kata lain, generasi itu dengan serempak menggunakan bahasa Creole sebagai mother tongue. Generasi itu menjadi native speaker dari creole itu. Apabila Pidgin adalah bahasa komunikasi yang sederhana tanpa adanya grammar dan phonetics yang lengkap, Creole merupakan bahasa yang memberikan kelengkapan pada grammar , tingkatan makna dan fungsinya. However, speakers of creoles, like speaker of pidgin, may well feel that they speak something less than normal languages because of the way they and others view those languages when they compare them with languages such as French and English.
Proses nyata dari Pidginization dan Creolization. Pidginization pada umumnya meliputi beberapa jenis simplifikasi dari bahasa nya. Misalnya pengurangan dalam morphology (bentuk kata), dan syntax (struktur gramarnya), pronunciation, pengurangan jumlah fungsi dari pemakaian Pidgin itu sendiri (kita tidak bisa membuat novel dengan menggunakan bahasa Pidgin) dan dengan ekstensive meminjam kata dari bahasa local. Sedangkan Creolization meliputi memperluas dalam morphology dan syntax nya, kecenderungan phonology, meningkatkan fungsi dari penggunaan Creole, pengembangan dari rasional dan kestabilan sistem untuk peningkatan kosakata. Walaupun prosesnya berbeda, kita tidak bisa secara jelas mengatakan bahwa itu Pidgin atau Creole. Sebagai contoh, Tok Pisin kadang-kadang disebut Pidgin dan terkadang pula orang menyebutnya creole.

PENYEBARAN DAN KARAKTERISTIK
Penyebaran
            Bahasa pidjin dan kreol telah tersebar luas meskipun penyebarannya tidak secara eksklusif di dunia. Biasanya di tempat yang berdekatan dengan perairan atau laut. Kebanyakan bahasa pidjin dapat  ditemukan di Karibian dan sekitar pantai utara dan timur Amerika Selatan, dan sepanjang peraiaran Afrika. Terutamnya di perairan darat dan sepanjang samudra hindia dan pasifik.

Karakteristik
Pada dasarnya Pidgin dan creole mempunyai karakteristik sebagai berikut:
-         -  Struktur klausa yang tidak lengkap
-          - Pengurangan dan penghilangan suku kata, atau kata
-          - Pengurangan kelompok konsonan
-          - Penggunaan huruf vocal dasar (a,e,i,o,u)
-          - Tidak ada nada, seperti yang terdapat pada bahasa Africa dan asia
-          - Penggunaan kata yang terpisah untuk mengindikasi tensis, biasanya memunculkan verb
    - Pemakaian reduplikasi untuk menjelaskan jamak, superlative, dan parts of speech lain dengan maksud mempertegas konsep.
-        -   A lack of morphophonemic variation.

      Yang mendasari adanya pidgin adalah :
-         -  Kecenderungan kontak dari sekelompok orang yang bahasanya berbeda.
-          - Kebutuhan berkomunikasi antara mereka
-          - Accessible interlanguage

ASAL – USUL PIDGINS AND CREOLES
Ada berbagai teori tentang asal-usul pidgins yang telah diusulkan sejak ratusan tahun terakhir.
  • The foreigner talk or baby-talk theory, menurut teori ini pidgins muncul dikarenakan kekurangmampuan orang untuk mempelajari standar bahasa-bahasa yang mana pada saat itu bahasa pidgin telah terbentuk
  • Polygenesis theory, ide besar teori ini adalah pidgins dan creoles memiliki satu varietas asal-asulnya; beberapa persamaan antara keduanya muncul dari kondisi asal-usulnya. Sebagai contoh, dalam perdagangan penutur bahasa Inggris harus dapat membuat pedagang non-Inggris mengerti untuk maksud memudahkan mereka berkomunikasi begitupun sebaliknya. Akibatnya, ada bentuk-bentuk bahasa Inggris yang sederhana berkembang secara individual  karena fakta bahwa bahasa sasaran ialah bahasa Inggris, varietas-varietas bahasa local ini memiliki kesamaan yang pasti dan mereka semua berasal dari bahasa Indo-Eropa. Penjelasan lainnya, menyatakan bahwa kondisi social yang sama dimana muncul pidgins yang memiliki pengembangan struktur linguistic yang sama.
  • Monogenetic theory, persamaan-persamaan diantara pidgins dan creoles kemungkinan dapat dipakai untuk bahasa pelaut (nautical jargon). Contoh, bendera kapal Nelson memiliki 14 pelaut yang berbeda kebangsaan. Sebuah lingua franca atau nautical jargon telah berkembang diantara anggota komunitas pelaut. Fakta ini mengakibatkan pengembangan kosakata inti bahari dan tata bahasa sederhana.
  • Relexification theory, menurut teori ini, semua bahasa Eropa sekarang berdasarkan pidgins dan kreoles yang bersumber dari satu bahasa. Lingua franca yang dapat disebut Sabir digunakan pada abad pertengahan. Pada abad ke-15  dan ke-16 bangsa Portugis merelexified bahasa-bahasa ini, mereka memperkenalkan kosakata mereka ke dalam stuktur gramatika, sehingga pidgin berdasarkan bahasa Portugis menyebar luas dan digunakan sebagai bahasa perdagangan. Kemudian bahasa pidgin ini digantikan relexifikasinya ke dalam pidgin perancis, bahasa Inggris, dan Spanyol. Pada setiap kasusnya, struktur gramatika tidak berpengaruh, tetapi pengaruh besarnya pada kosakata sebagai pengganti kata-kata yang diimport dari bahasa lexifier untuk memproduksi *conspicuous superstratum”. Contoh: Savvy dan piccaninny (dari Portugis Saber “tau” dan pequeno “kecil”) di dalam pidgin Inggris.

From Pidgin to Creole
perubahan dari pidgin ke creole mempengaruhi perluasan besar dalam sumber-sumber struktur linguistik yang tersedia, khususnya dalam vocabulary, grammar dan gaya yang harus menghadapi tuntutan setiap hari yang dibuat oleh para penutur bahasa ibu.
pidgin secara alami terbentuk sebagai bahasa pembantu, yang dipelajari sisi bahasa vernacular yang berkembang lebih banyak pada struktur dan pengunaannya. Creole, sebaliknya, memiliki ciri-ciri yang bahasa vernacular yang benar.
Beberapa pihak berpendapat bahwa kata pidgin berasal dari bahasa inggris business yang diucapkan pidgin dalam pidgin English di Cina (business English = pidgin English). (Simak Hudson, 1980). Beberapa contoh pidgin adalah pidgin English di Melanesia (New Guinea, kepulauan Bismarck, kepulauan Solomon). Yang sangat dikenal adalah yang di Melanesia (Melanesian pidgin English) yang disebut Tok Pesin. Bahasa ini dipakai di Papua New Guinea. Seperti kebanyakan pidgin lainnya, banyak kosakatanya dan struktur bahasanya didasarkan pada satu bahasa dari dua atau lebih bahasa. Pidgin tidak terlalu sulit dimengerti, seperti ini.
Bimeby leg belong you he all right ‘again’.
(= your leg will get well again)

Sick he-down-in me.
(= sickness downs me, I am sick)

Me like-im sauce-pan belong cook-him bread
(= I want a pan for cooking bread).
(Bollinger, 1981:356)
Satu ciri pemerlain dari pidgin adalah bahwa tak seorangpun mempelajari sebagaimana para penutur asli mempelajari bahasa ibunya. Kendatipun demikian satu pidgin bisa diangkat menjadi bahasa ibu oleh sekelompok penutur. (Dalam kasus Bahasa Indonesia, pidgin melayu diangkat menjadi bahasa nasional). Anak-anak mempelajarinya sebagai bahasa pertama. Pidgin tersebut sekarang disebut creole; pidgin berubah menjadi creole (creolized). Creole lalu jadi mandiri, memiliki butir-butir kosakata yang terus bertambah. Gramatikanya pun semakin mantap melampaui pidgin. Dan pada akhir perkembangannya berdiri tegak mantap sebagai suatu bahasa.
Seperti yang telah kita duga, ada beberapa perbedaan dialek atau ujaran dalam staratifikasi sosial. Contohnya: (Bickerton cites allsop, 1958) kalimat I told him mungkin diucapkan dalam beberapa variasi yang berbeda.
1.      ai tϽuld him
2.      ai to:ld him
3.      ai to:l him
4.      ai tεl im
5.      a tεl im
6.      ai tεl I
7.      a tεl i
8.      mi tεl i
9.      mi tεl am
Pada urutan yang pertama sampai ketiga adalah contoh ujaran yang digunakan oleh middle-class dan merupakan dialek khas mereka. pada urutan keempat sampai dengan ketujuh adalah contoh ujaran yang ditemukan pada lower-middle dan urban working class. urutan yang kedelapan adalah contoh ujaran yang terdapat pada rural working class. Dan urutan yang terakhir adalah ujaran yang digunakan oleh buruh-buruh dusun yang tua dan buta huruf.
Bagaimana perbedaan pidgin dan creole. Perbedaan utama pada vitalitas (vitality). Berbeda dengan creole, pidgin tidak mempunyai masyarakat ujaran L, tapi ia sepert creole dan ragam-ragam L lainnya mempunyai norma-norma pemakaiannya. Walaupun tadinya pidgin itu adalah Lingua Franca L, ia bisa mengarah pada terbentuknya masyarakat bahasa L; hingga bagi anak-anak mereka pidgin ini menjadi bahasa ibu. Sekarang namanya creole.


DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa Bandung: Angkasa.

Wardaugh, ronald. 2002. An Introduction to Sociolinguistics. Massachusetts. Blackwell

0 komentar:

Posting Komentar